THE ARROW OF VICTORY

Berkatalah Elisa: "Panahlah!" Lalu dipanahnya. Kemudian berkatalah Elisa: "Itulah anak panah kemenangan dari pada TUHAN, anak panah kemenangan terhadap Aram. Engkau akan mengalahkan Aram di Afek sampai habis lenyap."

INCOMPLETE VICTORY

Berkatalah Elisa: "Panahlah!" Lalu dipanahnya. Kemudian berkatalah Elisa: "Itulah anak panah kemenangan dari pada TUHAN, anak panah kemenangan terhadap Aram. Engkau akan mengalahkan Aram di Afek sampai habis lenyap."

SEPERTI HUJAN YANG MENGALIR

Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.

INCORRUPTIBLE SEED

1 Petrus 1:23 Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal.

JALAN BERPUTAR

Allah tidak menuntun mereka melalui jalan ke negeri orang Filistin, walaupun jalan ini yang paling dekat; sebab firman Allah: "Jangan-jangan bangsa itu menyesal, apabila mereka menghadapi peperangan, sehingga mereka kembali ke Mesir."

Kamis, 30 Agustus 2012

PERISAI DI ANTARA ENGKAU DAN BAHAYA (2)

Seri Khotbah "Tuhan Perisaiku"

Ulangan 33:29 
Berbahagialah engkau, hai Israel; siapakah yang sama dengan engkau? Suatu bangsa yang diselamatkan oleh TUHAN, perisai pertolongan 

Sama seperti yang difirmankan Tuhan melalui Daud, Musa pun menyatakan bahwa Tuhan-lah perisai Israel. Peristiwa dimana Tuhan menjadi perisai Israel terbukti saat mereka dikejar pasukan Firaun di belakang, sementara Laut Teberau menghadang mereka di depan. Tapi di saat krisis itu, malaikat Tuhan dan tiang awan yang tadinya di depan pasukan Israel, pindah ke belakang. 

Demikianlah malaikat Tuhan & tiang awan itu berdiri di antara pasukan Mesir & pasukan Israel sebagai perisai, yang menimbulkan kegelapan pekat sehingga sepanjang malam itu pasukan Mesir tak dapat menjamah orang Israel. Kesempatan itu dipakai Tuhan untuk menyeberangkan orang Israel dengan membelah air laut Teberau sehingga orang Israel berjalan di tanah kering dan selamat sampai di seberang Laut. 

Tuhan terlibat nyata dalam hidup orang Israel, Dia menjadi perisai orang Israel sehingga mereka jaya. Tuhan juga dapat menjadi perisai saudara. Tapi bagaimana agar Dia mau menjadi perisai saudara? 
  • Bila saudara berada dalam jalan yang benar (Amsal 2:7, Mazmur 7:11). Mazmur 18 mengungkap bahwa Tuhan menjadi perisai Daud sehingga ia memperoleh kemenangan atas musuh-musuhnya, dan itu karena Tuhan mau memperlakukan Daud setimpal dengan ketaatan Daud. Artinya, Tuhan dapat menjadi perisai saudara hanya bila saudara ada dalam jalan yang benar atau jalan ketaatan, sama seperti Tuhan bertindak menjadi perisai orang Israel hanya setelah mereka taat pada perintah Tuhan untuk keluar dari Mesir dan berjalan menuruti jalan yang ditunjukkan Tuhan. 
  • Bila saudara percaya (Mazmur 115:11). Tuhan akan bertindak menjadi perisai pertolongan bagi orang yang benar-benar percaya padanya, yang teruji imannya dan tak goyah walau dalam krisis.  
  • Bila saudara berlindung padaNya (Amsal 30:5, Mazmur 18:31). Saudara harus berlindung padaNya dan bukan pada kekuatan diluar Tuhan. Bila Tuhan menjadi perisai saudara maka bahaya atau musuh yang menyerang akan berhadapan langsung dengan Tuhan, jadi aktifkanlah perisai pertolongan saudara mulai sekarang!

Oleh Yesaya Edy S
Dimuat dalam Tuntunan Hidup Berkemenangan Edisi November 2011

Sebelumnya: Perisai Di antara Engkau dan Bahaya (1)

PERISAI DI ANTARA ENGKAU DAN BAHAYA (1)

Seri Khotbah: "Tuhan Perisaiku"

Mazmur 28:6-9 
TUHAN adalah kekuatanku dan perisaiku; kepada-Nya hatiku percaya. Aku tertolong sebab itu beria-ria hatiku, dan dengan nyanyianku aku bersyukur kepada-Nya. 

Saat orang percaya merasa lelah menderita, mereka juga mulai bertanya-tanya “dimanakah Tuhan saat aku dalam bahaya?” Saudara sering mendengar bahwa Tuhan ada di depan saudara untuk menyelamatkan saudara, Dia juga ada di barisan lawan untuk menyerang musuh-Nya. Begitulah, semua komentar yang saudara dengar sering hanya menempatkan Tuhan sebagai pahlawan penyerang yang menyerang musuh untuk saudara. Padahal seorang pahlawan tidak hanya menyerang namun juga bertahan, sebab pertahanan yang kuat adalah kunci kemenangan. Kita juga perlu mempertanyakan, mengapa orang hanya mengatakan bahwa Tuhan ada di depan kita untuk menyelamatkan kita, bukankah bahaya bisa datang dari mana saja?

Daud seorang tentara yang handal mengerti hal itu. Firman Tuhan di atas memperlihatkan pada kita, bahwa untuk mendapat kemenangan dalam hidupnya, Daud tak hanya mengandalkan Tuhan sebagai kekuatannya namun Daud juga mengandalkan Tuhan sebagai perisainya. Perisai adalah senjata untuk melindungi diri dan mempertahankan diri dari serangan musuh. Saat senjata musuh menyerang, prajurit akan berlindung di balik perisai, ia akan menempatkan perisai untuk menghadang dan menangkis senjata musuh. Prajurit itu terlindungi karena ada perisai di antara dia dan bahaya. 

Begitulah maksud Daud dalam ayat ini, bahwa Tuhan sebagai perisai mempunyai makna bahwa Tuhan berdiri diantara Daud dan bahaya yang mengancamnya. Tak masalah apakah serangan itu datang dari depan, belakang, kiri, kanan atau dari atas & bawah, sebab Tuhan akan berada di antara dia & bahaya, sehingga bahaya yang datang dari arah manapun tak membuat Daud binasa, karena Tuhan berdiri sebagai perisai.

Jadi saudaraku, saat bahaya mengancam, tenanglah, jangan bingung dimanakah Tuhan saat itu...karena Tuhan sebagai perisaimu tak hanya ada di depanmu namun Tuhan ada di mana saja, entah itu di belakang, di kiri, di kanan, atau di atasmu, yang pasti Tuhan akan ada di antara ENGKAU dan bahaya untuk membantuMu bertahan dan melindungiMu!  

kemenanganMU dI hidup ini tergantung dari seberapa kuat pertahananMU, maka andalkanlah Tuhan sebagai perisai pertahananmu

Selanjutnya: "Perisai di antara Engkau dan Bahaya (2)

Oleh Yesaya Edy S
Dimuat dalam Tuntunan Hidup Berkemenangan Edisi November 2011 

Jumat, 24 Agustus 2012

BERKAT-BERKAT ROH KUDUS DALAM HIDUP ORANG PERCAYA (5)

Seri Khotbah Tentang "Roh Kudus"

ROH KUDUS MEMBANTU ORANG PERCAYA BERDOA 

Roma 8:26-27 
Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus. 

Beny sangat kuatir dengan keadaannya sekarang. Bagaimana tidak kuatir, saat ini ia tersesat di gunung, ia terpisah dari teman-temannya karena terjatuh di salah satu jurang sementara handphone canggihnya rusak dan tak dapat menangkap sinyal satupun untuk memberitahu teman-temannya dimana lokasinya. Sudah 3 hari ia terjebak di jurang yang dalam itu, kekurangan makanan & obat-obatan, sehingga luka-lukanya membuat ia terserang demam tinggi. Ayahnya seorang pejabat yang dapat mengerahkan semua sumber daya untuk mencarinya, namun apa gunanya bila dia tak bisa memberitahu letak lokasinya? Beny sudah sering mendengar berita tentang pendaki gunung yang hilang di gunung ini dan tak pernah ditemukan. Tak ada yang dapat dilakukannya selain berdoa, Tuhanlah harapan satu-satunya Beny. 

Pernahkah saudara mengalami banyak kesukaran sehingga tak ada yang dapat saudara hubungi untuk minta bantuan seperti Beny atau sekedar untuk curhat? Atau pernahkah ada satu titik dimana saudara tak tahu lagi harus berdoa bagaimana, atau semua kalimat doa yang ingin saudara ucapkan terlalu banyak dan memenuhi pikiran sehingga saudara tak tahu bagaimana mengatakannya? 

Barbara Warden menjadi salah satu korban saat kebakaran besar terjadi di Kalifornia, Oktober 2007, dimana 2.000 rumah habis oleh si jago merah. Barbara hanya sempat menyelamatkan foto-foto serta jam kuno warisan ayahnya. Saat bersaksi di gerejanya, ia bersyukur karena tidak ada anggota keluarganya yang cedera dan ia berkata "Di dalam Tuhan, kita selalu menemukan banyak alasan untuk bersyukur walau pada masa sulit sekalipun."

Roh Kuduslah yang membantu Barbara melalui masa-masa tersulit akibat kebakaran tersebut, dimana ia mencurahkan segenap pergumulannya dalam doa. Karena setiap orang percaya memiliki 2 pengantara Ilahi yang mendoakan mereka, yakni:
  • Kristus berdoa bagi orang percaya di dalam sorga (Roma 8:34, 1Yohanes 2:1).
  • Roh Kudus berdoa bagi orang percaya & di dalam orang percaya di bumi (Roma 8:26-27). Roh Kudus berdoa syafaat bagi kita, Ia memohon kepada Allah bagi keperluan kita "sesuai dengan kehendak Allah bagi kita."
Saat kesukaran hidup menerpa atau saat kita menyadari dosa-dosa kita yang besar, hati kita mungkin tak mampu menanggungnya, mulut kita pun tak mampu mengucapkan doa dan hanya air mata yang bicara. Di saat-saat seperti itu Roh Kudus sendiri yang menghadap Allah untuk memohonkan bagi kita dan Allah mengerti kemauan Roh itu. Dengan demikian  keluhan & permohonan kita yang tak terucapkan dan hanya diwakili oleh air mata, dapat berubah menjadi doa dan dapat sampai kepada Allah oleh pertolongan Roh Kudus. Maka hasilnya, kita memperoleh semangat kita lagi, kita dihiburkan, kita bisa bersyukur kepada Tuhan meski sesuatu yang sulit kita alami dan bisa memandang hari esok ada harapan.

Doa merupakan salah satu bentuk persekutuan dan komunikasi orang percaya dengan Allah, sehingga orang percaya diperintahkan untuk berdoa (Yesaya 55:6). Tuhan menghimbau orang percaya untuk tak kuatir melainkan mengungkapkan keinginan mereka kepada Allah dalam doa, permohonan dengan ucapan syukur (Filipi 4:6). Doa yang benar akan membuka pintu bagi orang percaya. Tapi, bagaimana doa yang benar itu?

Salah satu ciri doa yang benar yang akan membuka pintu bagi orang percaya ialah berdoa dalam Roh, karena Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran (Yohanes 4:23-24), itulah yang dikatakan Tuhan Yesus. Rasul Paulus serta Yudas juga mengatakan agar orang percaya berdoa setiap waktu di dalam Roh (Efesus 6:18, Yudas 1:20). 

Untuk berdoa dalam Roh, orang tak harus pandai menghafal kalimat doa, orang juga tak harus menguasai kata-kata indah untuk berdoa. Sebab  yang dimaksud BERDOA DALAM ROH yakni, kita harus berdoa pada Allah dengan dengan hati yang sungguh-sungguh dan roh yang sepenuhnya mau berserah, mau diarahkan, dituntun, dan dikuasai oleh Roh Kudus. 

Salah satu ekspresi berdoa dalam Roh yaitu keluarnya NYANYIAN ROH dari mulut kita (Efesus 5:19c). Nyanyian Roh ini yaitu nada-nada yang spontan keluar dari roh kita yang kita naikkan pada Tuhan saat kita menyembah-Nya. Nada-nada spontan ini memiliki kebebasan berekspresi sesuai dengan bagaimana roh itu tergerak untuk menaikkannya, jadi nyanyian Roh ini bersifat sangat pribadi, seperti hubungan orang percaya dengan Allah yang juga bersifat pribadi. Karena itu, saudara tak perlu kuatir tak bisa berdoa, sebab Roh Kudus akan menolong anda dalam berdoa, maka berdoalah senantiasa. 

Selanjutnya: "Berkat-Berkat Roh Kudus (6)"
Sebelumnya: "Berkat-berkat Roh Kudus (4)"

Oleh Yesaya Edy S
Dimuat dalam Tuntunan Hidup Berkemenangan Edisi Juni 2012

BERKAT-BERKAT ROH KUDUS DALAM HIDUP ORANG PERCAYA (4)

Seri Khotbah Tentang "Roh Kudus"

ROH KUDUS MEMENUHI ORANG PERCAYA

Efesus 5:18 
Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh 

Pertobatan H.C. Morrison, pendiri Asbury Theological Seminary terjadi ketika pada suatu hari Morrison sedang bekerja membajak sawah, lalu melihat seorang pendeta tua yang saleh lewat dengan kudanya. Saat melihat orang tua itu lewat, Morrison sadar dosanya yang sangat besar hingga ia tersungkur, lalu saat itu juga ia menyerahkan hidupnya pada Allah. 

Meski tidak melakukan apapun, kehidupan pendeta tua itu membuat Morrison bertobat. Kejadian semacam ini hanya dapat terjadi karena pendeta tua tersebut penuh dengan Roh Kudus. Jadi Roh Kudus tak hanya mengajar, memimpin namun juga memenuhi orang percaya. “Memenuhi” artinya Roh Kudus mengontrol, mengendalikan, menguasai orang percaya sepenuhnya. Orang yang penuh dengan Roh Kudus akan menghasilkan:
  • Buah Roh sebagai karakter Ilahi mereka (Galatia 5:22-23), yaitu: kasih, sukacita, damai, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,  kelemahlembutan, penguasaan diri. Nasihat Paulus pada jemaat Galatia agar mereka memiliki buah Roh dilatarbelakangi perselisihan di jemaat Galatia sehingga Paulus hanya menyebut buah Roh yang seharusnya menggantikan perselisihan itu. Jadi bukan maksud Paulus buah Roh hanya ada 9. Buah Roh tentu tidak terbatas 9 buah saja sebab masih ada buah Roh yang tak disebut Paulus seperti ketulusan, kesucian, kebenaran dsb. Buah Roh atau karakter Ilahi ini membuat kita serupa dengan Kristus, sehingga meski usia kita menua, daya tahan tubuh kita menurun, namun hidup kita tetap jadi kesaksian yang baik, sehingga orang lain bertobat, seperti yang terjadi pada hidup pendeta tua yang membuat Morrison bertobat. 
  • Orang yang dipenuhi Roh Kudus juga diberi kekuatan atau kuasa Ilahi untuk pelayanan yang membuat mereka melakukan pekerjaan-pekerjaan besar melebihi Yesus (Yohanes 14:12), menjadi saksi sampai ke seluruh bumi (Kisah Rasul 1:8).
Namun tak semua orang percaya terus dipenuhi Roh Kudus, sebab bila orang percaya gagal untuk setia dipimpin Roh Kudus maka mereka tidak akan penuh dengan Roh Kudus lagi, dan untuk dipenuhi kembali harus melalui penyerahan hidup terus-menerus pada pimpinan Roh Kudus dan berkemenangan atas dosa (Galatia 5:16-25).

Oleh Yesaya Edy S
Dimuat dalam Tuntunan Hidup Berkemenangan Edisi Juni 2012

BERKAT-BERKAT ROH KUDUS DALAM HIDUP ORANG PERCAYA (3)

Seri Khotbah Tentang "Roh Kudus"

ROH KUDUS MEMIMPIN ORANG PERCAYA 

Yohanes 16:13a 
Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran 

Pada masa pengembaraan orang Israel di padang gurun, Tuhan memimpin mereka dalam tiang api & awan (Keluaran 13:21-22). Tiang ini bukan ada 2 namun 1 tiang saja, hanya wujudnya bisa berubah-ubah: pada malam hari adalah api & siang hari berubah jadi awan. Tiang ini merupakan tanda kehadiran, penyertaan & pimpinan Tuhan pada umat-Nya. 

Apa artinya ini bagi orang percaya sekarang? Alkitab menyatakan bahwa api dipakai juga untuk melambangkan Roh Kudus (Matius 3:11, Kisah Para Rasul 2:3), sehingga tiang api & awan ini bisa kita artikan sebagai Roh kudus yang diberikan Bapa untuk menyertai kita seperti dikatakan Yesus dalam Yohanes 14:16-17 bahwa Bapa memberikan orang percaya seorang Penolong yang lain yang menyertai orang percaya selama-lamanya yakni Roh Kebenaran atau Roh Kudus.  

Seperti tiang api & awan memimpin orang Israel melalui padang gurun untuk memastikan bahwa mereka sampai di tujuan yaitu tanah air yang dijanjikan Tuhan, begitu pula Roh Kudus memimpin orang percaya sepanjang hidup mereka di dunia ini untuk memastikan kita sampai di tujuan, yaitu tanah air surgawi yang dijanjikan Tuhan pada setiap orang percaya.

Jadi, pekerjaan Roh Kudus tak hanya berhenti dengan mengajar kita saja, namun Roh Kudus juga memimpin kita agar dapat mengaplikasikan atau menerapkan pengajaran yang kita dapat dari-Nya. Kapan & dimana Roh Kudus memimpin kita? Karena Roh Kudus mendiami kita selama-lamanya (Yohanes 14:16-17, 1Korintus 3:16, 6:19) maka Roh Kudus:
  • Memimpin di setiap waktu, baik siang atau malam.
  • Memimpin di setiap situasi, saat situasi kita aman atau terancam.
  • Memimpin di setiap posisi, dimanapun kita berada.
Diberikannya Roh Kudus untuk menolong kita menandakan bahwa kendati Tuhan Yesus naik ke surga namun tidak membiarkan kita menjadi yatim piatu, Dia berikan Roh Kudus untuk memimpin kita di setiap waktu, di setiap situasi & posisi. Tetapi terserah kita: apakah kita di setiap waktu, di setiap situasi & di setiap posisi mau dipimpin Roh Kudus ? Sebab tak semua orang mau dipimpin Roh Kudus. 

Jalan yang kita tempuh di padang gurun dunia ini menuju tanah air surgawi adalah jalan yang penuh bahaya dan kita tak tahu kapan & dimana bahaya itu menghadang, tapi dengan mengikuti pimpinan Roh Kudus kita akan mampu melalui jalan yang penuh bahaya dan gelap sekalipun.

Saat SMA (sekarang SMU) saya mengikuti kegiatan kepramukaan. Di satu malam yang gelap kami diuji dengan cara disuruh menemukan satu tempat dengan mata ditutup. Petunjuk untuk menemukan tempat itu hanya berdasar suara kakak Pandu yang mengatakan apakah kami harus lurus atau belok kanan atau kiri, berapa langkah yang harus kami ambil, apakah kami harus melompat atau berjalan dan sebagainya. Dalam situasi malam yang dibuat menyeramkan, beberapa anggota regu yang tak fokus dengan suara kakak Pandu, terjebak di perangkap  yang sengaja dipasang & hanya sebagian orang yang bisa sampai di tujuan. Kakak Pandu yang menuntun kami malam itu memang tak bisa kami lihat karena mata kami ditutup, tapi karena kami mengikuti tuntunan atau petunjuknya maka kami bisa sampai di finish. 

Begitulah dengan Roh Kudus, meski kita tak bisa melihat-Nya tapi kalau kita mengikuti tuntunan atau petunjuk-Nya maka kita akan bisa sampai di tujuan kita yakni tanah air surgawi. Saya bukannya hendak menyamakan kakak Pandu itu dengan Roh Kudus, tapi hanya ingin membuat mengerti pentingnya untuk fokus pada sang penuntun & pemimpin kita yang tak terlihat yakni Roh Kudus, lagipula kata “memimpin” yang dikenakan pada Roh Kudus mempunyai arti yang luas, yakni: 
  • Memberikan visi (Kisah Rasul 13:2 & 47). Sebagai pemimpin orang percaya, Roh Kudus memberi visi pada setiap orang percaya untuk melaksanakan kehendak Tuhan di bumi ini.
  • Menuntun (Mazmur 143:10). Menuntun yaitu memegang tangan seseorang sambil berjalan untuk menunjukkan jalan, begitulah Roh Kudus menuntun kita ke dalam seluruh kebenaran (Yohanes 16:13a) agar kita mematikan perbuatan daging (Roma 8:13). Siapa yang menyediakan diri dituntun oleh-Nya, tak akan sampai tergeletak, sebab Tuhan menopang tangannya.
  • Memandu. Memandu yaitu memberi petunjuk untuk mengarahkan langkah orang di jalan yang harus ia tempuh, atau keputusan yang harus diambil (Kisah Rasul 15:28). Panduan atau petunjuk Roh Kudus bisa audible (Kisah Rasul 8:29, 10:19, 11:12, Wahyu 14:13), bisa bersifat larangan “jangan” dengan menutup pintu bagi kita (Kisah Rasul 16:6-8), bisa bersifat panggilan “datanglah” (Kisah Rasul 16:9) dan bisa bersifat perintah “pergilah” (Kisah Rasul 8:29, 11:12).
  • Menggerakkan (2Petrus 1:21, Kisah Rasul 6:10). Seperti motor penggerak, Roh Kudus juga mendorong atau menggerakkan orang percaya untuk bertindak.
  • Menyertai, menolong (Yohanes 14:16). Roh Kudus memimpin kita artinya Dia juga menyertai & menolong. Sama seperti tiang awan & api menyertai dan menolong orang Israel sehingga mereka berhasil, begitulah Roh Kudus menyertai & menolong kita untuk memastikan kita mencapai tujuan-Nya.
Saudaraku, ikutilah pimpinan Roh Kudus yang setiap detik bergema di hatimu, karena MESKI ROH KUDUS TAK TERLIHAT TAPI MENUNTUN DENGAN TEPAT. SEHINGGA bila saudara MENGIKUTI PIMPINAN Roh Kudus maka saudara bisa merasakan DAMPAK KEBERHASILAN yang sama ketika orang Israel DIPIMPIN TIANG AWAN & API

Selanjutnya: "Berkat-Berkat Roh Kudus 4"
Sebelumnya: "Berkat-berkat Roh Kudus 2"

Oleh Yesaya Edy S
Dimuat dalam Tuntunan Hidup Berkemenangan Edisi Juni 2012

Jumat, 17 Agustus 2012

APAKAH TUHAN MEMUKUL SAMPAI HANCUR?

Yesaya 28:26-29 

Sebab jintan hitam tidak diirik dengan eretan pengirik, dan roda gerobak tidak dipakai untuk menggiling jintan putih, tetapi jintan hitam diirik dengan memukul-mukulnya dengan galah, dan jintan putih dengan tongkat. 

Seorang teman yang mengalami kesusahan, bertanya pada saya: "Apakah Tuhan memukul saya sampai hancur?"  Jawabannya tentu tidak!  Tuhan takkan membiarkan kita dicobai melampaui kekuatan kita (1Korintus 10:13). Yah...itu adalah jawaban klasik dan mungkin saudara bosan mendengarnya, tapi jawaban apa yang saudara inginkan kalau memang benar begitu adanya? 

Kebijaksanaan Tuhan dalam menangani anak-anakNya oleh nabi Yesaya dilukiskan seperti petani menangani biji-bijian.


Pertama, TUHAN MEMPROSES ANDA SESUAI KEKUATAN ANDA. 

Sama seperti Tuhan mengajari petani untuk menggunakan perkakas-perkakas pengirikan yang tepat untuk masing-masing jenis biji, demikianlah  TUHAN TIDAK MEMPROSES ANAK-ANAKNYA DENGAN CARA YANG SAMA  TETAPI SESUAI KEKUATAN atau DAYA TAHAN MEREKA (Yesaya 28:26-27). 

Yesaya 28:26-27 Mengenai adat kebiasaan ia telah diajari, diberi petunjuk oleh Allahnya. Sebab jintan hitam tidak diirik dengan eretan pengirik, dan roda gerobak tidak dipakai untuk menggiling jintan putih, tetapi jintan hitam diirik dengan memukul-mukulnya dengan galah, dan jintan putih dengan tongkat.

Gandum diirik dengan eretan pengirik & roda gerobak. Tetapi jintan tidak diirik dengan eretan pengirik, sebab eretan pengirik terlalu tajam untuk jintan & akan menyebabkan jintan hancur lebur. Jintan juga tidak diirik dengan roda gerobak, sebab jintan juga akan mudah hancur. Tetapi jintan diirik dengan memakai galah atau tongkat. 

Demikianlah...Tuhan tidak memproses anak-anak-Nya dengan cara yang sama, tetapi sesuai kekuatan atau daya tahan mereka. Ada anak yang fisik & mentalnya kuat, namun ada yang lemah, dan orangtua yang baik tahu cara mendidik dan memperlakukan mereka. Terlebih Bapa,  Dia adalah perancang saudara, maka Dia paling tahu seberapa besar kekuatan saudara dan tahu cara memperlakukan saudara.   


Kedua, TUHAN BERHATI-HATI MEMPROSES ANDA KARENA DIA MENGHARAPKAN HASIL DARI PROSES TERSEBUT.

Yesaya 28:28-29 Apakah orang waktu mengirik memukul gandum sampai hancur? sungguh tidak, orang tidak terus-menerus memukulnya sampai hancur! Dan sekalipun orang menjalankan di atas gandum itu jentera gerobak dengan kudanya, namun orang tidak akan menggilingnya sampai hancur. Dan inipun datangnya dari TUHAN semesta alam; Ia ajaib dalam keputusan† dan agung dalam kebijaksanaan.

Sama seperti Tuhan mengajari petani agar tidak mengirik padi sampai hancur sebab petani menginginkan hasil, sehingga ia mengirik dengan tepat supaya tidak membuat biji padi itu hancur, demikianlah Tuhan kita mengharapkan hasil atau buah kebenaran dari proses yang dilakukannya pada saudara, sehingga TUHAN BERHATI-HATI & TIDAK SEWENANG-WENANG DALAM MEMPROSES SAUDARA, Dia tak biarkan SAUDARA SAMPAI HANCUR! 

Oleh: Yesaya Edy S
Dimuat dalam Tuntunan Hidup berkemenangan edisi Oktober 2011
 

Kamis, 16 Agustus 2012

RAHASIA DIBALIK DOA: “JADILAH KEHENDAK-MU”

Seri Khotbah Tentang "Doa"

Matius 6:10 

datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu dibumi seperti disorga. 

Satu kali anak saya berkata: “ya sudah Pa sekarang aku mau nurut Papa.” Saat anak saya  berkata begitu artinya ia menyediakan dirinya untuk dididik dengan cara saya. Begitu pula saat kita berkomitmen untuk menuruti Allah Bapa kita. 

Saat Tuhan Yesus mengajar murid-muridNya berdoa, salah satu perkataan yang diajarkan-Nya adalah agar murid-muridNya mengatakan “jadilah kehendak-Mu dibumi seperti di surga.” Apakah kalimat ini terdengar biasa saja? Sebenarnya, bila saudara berdoa demikian, artinya saudara menyediakan diri dan mempersilahkan Tuhan untuk melaksanakan kehendak-Nya terhadap saudara dengan CARA-NYA. 

Segera setelah berdoa demikian, maka bumi akan bergerak mengikuti surga, artinya, apa yang Tuhan putuskan di surga mengenai saudara...akan terjadi atau tergenapi di bumi. Dan yang lebih penting lagi cara Tuhan yang seringkali berbeda dengan cara saudara itu akan diterapkan-Nya pada saudara, keinginan Tuhan yang seringkali berbeda dengan keinginan saudara juga akan diterapkan-Nya pada saudara. 

Pertanyaannya: siapkah saudara bila seandainya cara Tuhan dan keinginan Tuhan itu membuat daging saudara sakit? Memang, cara-Nya mungkin membuat sakit daging saudara, tapi saudara tidak perlu kuatir dengan “rasa sakit” yang akan saudara alami, karena saat kehendak Tuhan mulai diterapkan kepada saudara...saat itu pula Tuhan memberi kekuatan pada saudara agar dapat menanggungnya, sehingga saudara akan menghadapinya bersama Tuhan, saudara akan dihiburkan. 

Tuhan Yesus juga berdoa demikian di Getsemani (Matius 26:42), Dia menyerah kepada kehendak Bapa. Dan doa itu dijawab dengan kekuatan untuk menanggung penderitaanNya (Lukas 22:43). Lagipula, hasilnya akan luar biasa, sebab bila saudara bertahan dalam kehendak-Nya maka bumi akan bergerak mengikuti surga, dimana seluruh rencana Tuhan bagi saudara akan tergenapi dibumi dan saudara menjadi salah satu dari sedikit orang yang dibanggakan-Nya. Jadi...jangan ragu mengucapkan: jadilah kehendakMu.” Amen.  


Oleh: Yesaya Edy S
Dimuat dalam Tuntunan Hidup Berkemenangan Edisi Oktober 2011 

Rabu, 15 Agustus 2012

MERPATI TOLOL

Hosea 7:8-16 
Hosea 7:11 Efraim telah menjadi merpati tolol, tidak berakal,..... 

Mengapa orang Israel disebut merpati tolol atau tak berakal?  

Pertama, karena Israel meninggalkan Allah atau tidak setia.  
Mereka menyembah Baal, sombong, dan jahat. Sedang merpati adalah hewan yang tulus (Matius. 10:16) dan setia. Merpati setia pada pasangannya, pola hidup merpati adalah pasangan seumur hidup. Merpati juga setia dengan rumahnya. Sehingga dimanapun merpati dilepaskan, akan selalu kembali kerumahnya dan kepasangannya. Itu sebabnya merpati melambangkan Roh Kudus (Matius 3:16) karena sifat tulus-setia merpati. Sehingga, bila ada merpati yang tidak tulus dan tidak setia maka itu adalah merpati yang tolol atau bodoh.  Sama seperti orang Israel yang tidak setia pada Tuhan disebut merpati bodoh.

Kedua, karena saat Israel menghadapi masalah mereka tidak pergi kepada Tuhan dan bertobat, tetapi pergi kesana kemari kepada Mesir dan Asyur. 
Tindakan Israel itu adalah tindakan yang tolol atau tak berakal. Sedang merpati adalah burung yang cerdas, daya ingatnya kuat, bisa dilatih untuk mengenali perintah-perintah manusia. Contohnya: Nuh memanfaatkan merpati untuk mengetahui apakah bumi telah kering atau belum (Kej. 8:8-11), merpati bernama GI Joe USA43SC6390 sangat berjasa karena menyelamatkan 100 nyawa tentara Amerika pada PD II. Kecerdasan merpati juga pada kemampuan navigasi dimana merpati dapat melacak tujuannya dengan memanfaatkan fenomena fisika (medan magnet bumi) yang tertanam dalam otak merpati seperti microchips dan mikrokontroler, sehingga merpati selalu tahu tempat untuk kembali, meski ribuan kilometer jaraknya. Itu sebabnya merpati yang tidak tahu kemana jalan pulangnya disebut merpati bodoh/tak berakal, seperti itulah orang Israel yang tak dapat mengetahui kemana mereka harus pergi saat ada masalah. Israel melupakan pemeliharaan Tuhan selama ini dan lebih mengandalkan kekuatan Mesir dan Asyur.

Wajar kalau Allah, Bapa kita, tidak mau anak-anakNya bertindak bodoh, mana ada orang tua yang mau anaknya bodoh? Tuhan menginginkan anak-anak-Nya bertindak cerdas. Karena itu saudara, kembalilah pada Tuhan, belajarlah setia dan andalkan Dia, sebab kalau saudara mau kembali padanya, setia, serta MENGANDALKAN-Nya, itu menandakan saudara TELAH BERTINDAK cerdas. Amen. 

Oleh: Yesaya Edy S
Dimuat dalam Tuntunan Hidup Berkemenangan Edisi Oktober 2011
 

Minggu, 12 Agustus 2012

THE REAL BOSS

BOS YANG SEBENARNYA

Kolose 3:22-25 
Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya. 

Seseorang pernah meminta saran kepada saya tentang keputusan yang harus diambilnya, apakah ia harus keluar dari pekerjaannya atau tidak. Pekerjaannya bagus, sebagai kepala bagian di perusahaan bertaraf nasional, punya deposito yang cukup, jaminan kesehatan yang baik, serta asuransi pendidikan bagi anak-anaknya. Ya, seluruh keluarganya terjamin hidupnya. Tetapi, bosnya sering bertindak arogan, suka mengata-ngatai, padahal ia sudah berusaha sebaik mungkin dan sering lembur. Lalu sayapun bertanya, pada siapa dulu ia meminta pekerjaan. Pada Tuhan jawabnya. Nah inilah kunci jawabannya.

Bagi anak Tuhan, semua pekerjaan harus didedikasikan terutama untuk Tuhan, sehingga sebagai bawahan, anak Tuhan seharusnya bekerja dengan:
  
  • KETAATAN PADA BOSNYA (ayat 22a: Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal). Kalau saudara minta pekerjaan pada Tuhan, artinya sang pemberi pekerjaan itu adalah Tuhan, maka bos saudara sebenarnya adalah Tuhan dan otomatis saudara harus bertanggungjawab pada Tuhan. Kalau saudara menggerutu akan beratnya pekerjaan yang saudara alami dan tidak taat, itu sama saja saudara menggerutu pada Tuhan dan tidak taat pada-Nya, sama saja saudara kecewa dengan pekerjaan yang diberikan-Nya.
  • HATI YANG TULUS & TAKUT AKAN TUHAN (ayat 22b: jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan). Artinya, bekerjalah bukan untuk menyenangkan manusia (bos manusia) tapi untuk menyenangkan Tuhan, bekerjalah bukan karena takut pada manusia tapi karena takut pada Tuhan. Sehingga meski bos saudara tidak ditempat, bos saudara kejam, teman-teman saudara jahat atau lingkungan kerja tidak mendukung, saudara tetap memiliki kualitas kerja yang bagus. 
  • TOTALITAS (ayat 23: Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia). Miliki standart of excellent, bekerjalah dengan sungguh-sungguh seperti saudara bekerja untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Bekerja dengan setengah hati berarti saudara mengecewakan Tuhan.

Demikian pula dengan bos, jangan sewenang-wenang seolah memiliki otoritas tertinggi, sebab meski ia bos namun ia juga bawahan (Kolose 4:1), karena TUHANLAH BOS YANG SEBENARNYA! Amen 

Oleh: Yesaya Edy S
Dimuat dalam Tuntunan Hidup Berkemenangan Edisi Oktober 2011

Sabtu, 11 Agustus 2012

MEMIUTANGI TUHAN

Amsal 19:17 
Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN yang akan membalas perbuatannya itu 

Semua orang ingin hidup lebik baik, ingin rumahnya lebih bagus, ingin pekerjaannya lebih baik, ingin kendaraan yang lebih baik, tapi apakah pernah terpikir untuk lebih baik lagi melayani Tuhan? Menolong orang yang lemah merupakan salah satu cara melayani Tuhan, dengan berbuat baik maka saudara memiutangi Tuhan atau memberi pinjaman pada Tuhan...dan Dia pasti membayarnya. 

Satu kali ada mahasiswa Amerika bernama Howard Kelly, ia miskin tapi kerkemauan kuat. Ia membiayai kuliahnya dengan bekerja apa saja, jadi tukang suruh dan tukang koran. Pada suatu siang yang panas, ia kehabisan bekal air minum dan untuk membeli tiada uang sepeserpun. Karena saking hausnya Howard nekat mengetuk pintu sebuah rumah. Pemilik rumah membuka pintu untuknya, lalu Howard minta segelas air putih. Tapi ibu itu malah memberinya segelas susu & sepotong kue. Beberapa tahun berlalu...suatu hari ibu itu masuk rumah sakit padahal ia tak punya uang, saat ia bertanya pada rumah sakit berapa biaya yang harus dibayar, pihak rumah sakit memberinya amplop. Ibu itu mengira amplop itu berisi tagihan, tapi setelah dibuka ternyata amplop itu berisi tulisan: “biaya rumah sakit telah dibayar lunas dengan segelas susu & sepotong kue.” Ternyata Howard yang dulu ditolongnya telah menjadi dokter, dan membalas kebaikan hati ibu itu. 

Begitulah...Tuhan punya cara yang ajaib untuk membalas kebaikan hati saudara, mungkin orang yang saudara bantu tak dapat membalasnya, tapi Tuhanlah yang membalasnya (Amsal 22:9). TABURLAH KEBAIKAN-saudara akan menuai kebaikan sebab tuhan pasti membayarnya, jadilah kaya dalam kebaikan-maka saudara akan diberkati tuhan SEBAB tuhan tak pernah berhutang.

Oleh:Yesaya Edy S
Dimuat dalam Tuntunan Hidup Berkemenangan Edisi Oktober 2011


Sabtu, 04 Agustus 2012

PENGUASAAN DIRI SEBAGAI KECERDASAN EMOSI (Emotional Intelligence)

2Petrus 1:4-8 
Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri,... 

Penelitian di Amerika menunjukkan bahwa orang-orang cerdas yang ber-IQ tinggi lebih banyak yang gagal daripada yang berhasil. Persentase orang yang bunuh diri & pengidap sakit jiwa bahkan banyak diderita oleh orang-orang yang ber-IQ tinggi (sumber: Belajar Dengan Hati/penerbit Erlangga). Daniel Goleman juga mengungkap penelitian bahwa kontribusi kecerdasan Intelektual hanya sekitar 20% saja terhadap keberhasilan hidup, sedang 80% ditentukan oleh sekumpulan faktor yang disebut dengan emotional intelligence. Jadi penting sekali mengembangkan emotional intelligence. Apakah emotional intelligence itu? Yaitu kemampuan atau kecerdasan mengendalikan diri/emosi.

Saya tersenyum membaca artikel itu, karena jauh sebelumnya para rasul Tuhan sudah menyinggung mengenai keunggulan emotional intelligence  ini. Di abad pertama, Paulus, Yakobus dan Petrus selalu mengingatkan jemaat untuk mengimbangi pengetahuan (IQ) dengan pengendalian diri (emotional intelligence). Contohnya seperti surat Petrus diatas. Mengapa Petrus membicarakan penguasaan diri? Karena jemaat saat itu sedang dalam bahaya dengan adanya para pengajar yang memiliki pengetahuan istimewa tetapi perbuatannya begitu bebas dan dikuasai hawa nafsu. Karena itulah Petrus menyebutkan bahwa pengetahuan harus diimbangi dengan penguasaan diri dalam segala hal (baca juga Titus 2:6), mengendalikan perasaan/sabar (Amsal 16:32), mengendalikan tindakan serta lidahnya (Yakobus 3:1-12).

Nah, apa yang dikatakan oleh Firman Tuhan tentang penguasaan diri ternyata benar dan dapat dibuktikan secara ilmiah. Jadi marilah kita selalu belajar untuk menguasai diri. 

Oleh Yesaya Edy S
Dimuat dalam Tuntunan Hidup Berkemenangan Edisi September 2011

Jumat, 03 Agustus 2012

YOUR LABOR IS NOT VAIN

Jerih payahmu tidak sia-sia 

1 Korintus 15:58  
...Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia. 

Untuk apa manusia berjerih payah? Apakah semata-mata untuk hidup di dunia ini? Bila demikian, maka sia-sialah manusia berjerih payah karena manusia akan kembali kepada debu, seperti yang telah difirmankan Tuhan: "dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil, sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu" (Kejadian 3:19).

Banyak orang akhirnya bunuh diri karena gagal mengetahui jawaban dari pertanyaan ini. Sehingga tatkala jerih payah mereka di dunia ini gagal, maka mereka ingin mengakhiri hidupnya. Dari data WHO tahun 2005-2007, sedikit­nya 50 ribu orang Indonesia melakukan bunuh diri. Persentasenya terus meningkat hingga tahun 2011. Jepang yang dijuluki bangsa bunuh diri lebih dari 30 ribu penduduk­nya bunuh diri setiap tahun. Di Li­thua­nia 45 orang dari tiap 100 ribu penduduk bunuh diri. Menurut harian Sinar Harapan 10% orang bunuh diri dengan alasan tidak jelas, 25% karena menderita ketidakstabilan mental dan 40% karena mengikuti ego atau emosi.

Bila manusia berjerih payah dan hidup bagi kemuliaan dunia ini maka ketika ia gagal di dunia ini, jerih payahnya sebelumnya akan sia-sia. Selain itu bila manusia berjerih payah dan hidup bagi kemuliaan dunia ini, maka jerih payah manusia itu sangat terbatas gunanya sebab ketika ia kembali jadi debu maka jerih payah itupun turut lenyap.

Karena itu saudara, Seharusnya SAUDARA berjerih payah dan hidup bagi Tuhan. Dengan begitu maka meski saudara gagal namun jerih payah dan airmata saudara selama di dunia tak sia-sia, sebab upah saudara ada di surga. Seluruh perjalanan hidup saudara juga tak akan dapat dihentikan oleh apapun baik itu oleh kegagalan, penderitaan ataupun kematian. Sebab sekalipun saudara telah tertidur dalam debu namun akan bangun untuk mendapat bagian dalam kerajaan-Nya dan hidup kekal, seperti yang dikatakan Firman Tuhan ini: "Tetapi engkau, pergilah sampai tiba akhir zaman, dan engkau akan beristirahat, dan akan bangkit untuk mendapat bagianmu pada kesudahan zaman" (Daniel 12:13).

Oleh Yesaya Edy S
Dimuat dalam Tuntunan Hidup Berkemenangan Edisi September 2011

Kamis, 02 Agustus 2012

FIGHT TO THE END

BERJUANG SAMPAI AKHIR 

2Samuel 23:9-12 
...padahal orang-orang Israel telah mengundurkan diri. Tetapi ia bangkit dan membunuh demikian banyak orang Filistin sampai tangannya lesu dan tinggal melekat pada pedangnya. TUHAN memberikan pada hari itu kemenangan yang besar. 

Peristiwa ini terjadi pertengahan Maret menjelang musim menuai, dimana tentara  Filistin hendak menduduki Lehi dan merampok bahan makanan orang Israel. Tentara Israel melarikan diri tapi Daud dan 3 ksatria-nya tetap berjuang.  

Inilah 3 ksatria Daud yang tetap berjuang sampai akhir: ksatria ke-1 Isybaal membunuh 800 orang dalam pertempuran tersebut. Ksatria ke-2 Eleazar, meski tentara Israel lari, Eleazar justru BANGKIT dan BERJUANG sendiri sampai tangannya lelah dan pedangnya melekat ditangannya (ayat 10). Membaca ini membuat saya teringat “Gambaru” yaitu falsafah orang Jepang yang artinya berjuang sampai darah penghabisan. Jepang terkenal dengan masyarakatnya yang gigih-bersemangat-serta mampu bangkit kembali dari keterpurukan. Ksatria ke-3 Shammah, tentara Israel juga meninggalkan Shammah sendiri, tetapi Shammah BERDIRI MEMPERTAHANKAN ladang itu SAMPAI AKHIR dari tentara Filistin (ayat 12). Perjuangan Daud bersama 3 ksatria tersebut membuahkan hasil, dimana mereka dapat mempertahankan Lehi dan bahan makanan Israel tidak jatuh pada tentara Filistin.

Namun kemenangan itu bukan karena kekuatan para pahlawan Daud. Dari Tuhanlah kemenangan itu berasal (ayat 10-12: "Tetapi ia bangkit dan membunuh demikian banyak orang Filistin sampai tangannya lesu dan tinggal melekat pada pedangnya. TUHAN memberikan pada hari itu kemenangan yang besar... . maka berdirilah ia di tengah-tengah ladang itu, ia dapat mempertahankannya dan memukul kalah orang Filistin. Demikianlah diberikan TUHAN kemenangan yang besar."). 

Lagipula, saudara ingat bukan bagaimana Tuhan membunuh 185.000 tentara Asyur sementara tentara Israel sedang tak berdaya (2 Raja-Raja 19:35)? Jadi tanpa pahlawan-pun Tuhan sanggup mengalahkan dan menang atas musuh-Nya. Namun Tuhan ingin memberi kemenangan-Nya pada saudara dan ingin mengangkat saudara, itulah tujuan Tuhan. Syaratnya: saudara harus bersedia BANGKIT, BERTAHAN dan BERJUANG SAMPAI AKHIR. Kalau saudara lari, tentu Tuhan tak dapat memberikan kemenangan itu.

Jadilah ksatria saudaraku, Rise up-stand up and fight to the end, you won’t be sorry; you’ll be saved. Bangkitlah, bertahanlah dan berjuanglah sampai akhir, saudara takkan menyesal karena saudara akan diselamatkan. 

Oleh Yesaya Edy S
Dimuat dalam Tuntunan Hidup Berkemenangan Edisi September 2011

Rabu, 01 Agustus 2012

UNLUCKY DAY ???

Hari sial

2 Samuel 22:19-26 
Mereka menghadang aku pada hari sialku, ... 

Pada ayat diatas Daud berkata tentang hari sial... . Apakah itu berarti Daud percaya bahwa ada hari sial? Dan bolehkah kita percaya bahwa ada hari tertentu sebagai hari sial? 

Berdasar riset Dr Donald Dossey seorang psikoterapi di bidang “phobia,” di AS lebih dari 21 juta orang memiliki penyakit “paraskevidekatriaphobia” yaitu rasa takut akan hari Jumat tgl 13. Dan menurut laporan “The Stress Management Center and Phobia Institute” di Asheville – AS, tenyata tiap hari Jumat tanggal 13, ekonomi AS mengalami kerugian antara 800-900 juta AS$, karena banyak orang enggan travelling atau berbisnis. Di Spanyol, hari Selasa tanggal 13 dianggap hari sial. Shakkō dan Butsumetsu juga hari sial bagi sebagian orang Jepang dan pantang memulai bisnis/menikah pada hari itu.

Saudaraku, ungkapan “hari sial” dalam ayat di atas sama dengan “hari berawan” yaitu metafora yang menggambarkan masa kesusahan/kesesakan yang tak tentu waktunya. Kata “hari” juga bisa berarti 1 hari, berhari-hari bahkan bertahun-tahun. Jadi, perkataan Daud pada ayat di atas  tidak menunjuk ada hari tertentu yang selalu membawa kesusahan. 

Bukankah semua orang pernah mengalami kesusahan? Tuhan sendiri tak menjanjikan kita bebas dari kesusahan atau bebas dari pencobaan, justru Tuhan  berjanji akan ada kesusahan dan penderitaan bahkan pencobaan dan ujian bagi orang percaya, namun Tuhan juga berjanji menyertai orang percaya dalam kesusahan sehingga mereka dapat bertahan & menang atasnya. Artinya, anak Tuhan pun tak luput dari kesusahan, anak Tuhan pun harus menghadapi kesusahan. 

Jadi, bukan kesusahan (kesialan) yang harus saudara saudara takuti, tetapi bagaimana saudara dapat menghadapi kesusahan itu dan menang atas kesusahan itu. Dan inilah yang harus saudara lakukan:  
  • Bersandarlah pada Tuhan (ayat 19: "Mereka menyerang aku waktu aku ditimpa bencana tetapi TUHAN menjadi penolongku").
  • Hiduplah setia sesuai perintah Tuhan, maka Tuhan akan membalas kesetiaan saudara dengan menolong saudara ketika kesusahan melanda (ayat 20-26: "Ia melepaskan aku dari bahaya dan menyelamatkan aku karena Ia berkenan padaku. TUHAN membalas perbuatanku yang benar; Ia memberkati aku sebab aku tidak bersalah. Aku mentaati perintah TUHAN, dan tidak berpaling dari Allahku. Semua hukum-Nya kuperhatikan, perintah-perintah-Nya tidak kulalaikan. Ia tahu bahwa aku tidak bercela dan menjauhkan diri dari kesalahan. Maka TUHAN membalas perbuatanku yang benar sebab Ia tahu aku tidak bersalah. TUHAN, Engkau setia kepada orang yang setia dan baik kepada orang yang baik.")
Oleh: Yesaya Edy S
Dimuat dalam Tuntunan Hidup Berkemenangan Edisi September 2011
 

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More