THE ARROW OF VICTORY

Berkatalah Elisa: "Panahlah!" Lalu dipanahnya. Kemudian berkatalah Elisa: "Itulah anak panah kemenangan dari pada TUHAN, anak panah kemenangan terhadap Aram. Engkau akan mengalahkan Aram di Afek sampai habis lenyap."

INCOMPLETE VICTORY

Berkatalah Elisa: "Panahlah!" Lalu dipanahnya. Kemudian berkatalah Elisa: "Itulah anak panah kemenangan dari pada TUHAN, anak panah kemenangan terhadap Aram. Engkau akan mengalahkan Aram di Afek sampai habis lenyap."

SEPERTI HUJAN YANG MENGALIR

Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.

INCORRUPTIBLE SEED

1 Petrus 1:23 Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal.

JALAN BERPUTAR

Allah tidak menuntun mereka melalui jalan ke negeri orang Filistin, walaupun jalan ini yang paling dekat; sebab firman Allah: "Jangan-jangan bangsa itu menyesal, apabila mereka menghadapi peperangan, sehingga mereka kembali ke Mesir."

Senin, 08 Agustus 2016

PEMIMPIN YANG TERPILIH

Seri Khotbah Tentang "Kemenangan"

PEMIMPIN YANG TERPILIH
Ditulis oleh: Edy Siswoko

Hakim-Hakim 6:1-24
Tetapi jawabnya kepada-Nya: "Ah Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan akupun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku." (ay. 15)

Di banyak negara-negara di dunia, seorang pemimpin nasional dipilih oleh rakyat. Namun pada zaman Perjanjian Lama, Allah yang memilih pemimpin nasional bangsa Israel, termasuk Musa, Gideon, dan Daud. Rakyat bisa dimanipulasi agar mau memilih pemimpin tertentu, tetapi tidak demikian dengan Tuhan. Pemimpin seperti apa yang dipilih Tuhan?

Ketika Tuhan merencanakan penyelamatan dan kemenangan untuk orang Israel, Dia lebih dulu memilih pemimpin bagi mereka, dan Dia memilih orang yang rendah hati (ay. 15). Gideon merasa kecil dan tak berarti dibanding yang lain. Pengakuan Gideon menunjukkan kerendahan hatinya. Para pemimpin Israel yang dipilih Tuhan biasanya punya sifat ini, contoh lainnya adalah Musa (Kel. 4:10-13). Mereka orang-orang yang merasa diri tak berarti dibanding orang lain, tapi justru orang seperti merekalah yang dipakai Tuhan. Orang yang tak percaya diri, akan lebih mengandalkan Tuhan dan percaya penuh pada-Nya, mereka lebih mudah taat dan dibentuk Tuhan.

Ternyata pilihan Tuhan atas tokoh-tokoh tersebut bukan melihat kondisi lahiriah namun semata kasih karunia Allah (ay. 17). Syaratnya tidak berdasar pada penampilan, kepandaian, atau kehebatan, tetapi pada hati yang tulus, rendah hati, mau dibentuk & mau taat pada-Nya (1Sam. 16:7). Tindakan kepahlawanan dan prestasi yang dicapai mereka, juga bukan karena kepiawaian mereka tapi disebabkan oleh penyertaan Tuhan (ay. 12 & 16). Mari memimpin dengan tulus, rendah hati, dan dengan ketaatan penuh pada Tuhan, karena kita dipilih menjadi pemimpin oleh kasih karunia-Nya.

Pemimpin yang dipilih Tuhan harus menaati kehendak Tuhan


Selanjutnya: Awal Dari pemulihan


Minggu, 07 Agustus 2016

MENJADI SEPERTI ANAK KECIL

Seri Khotbah TENTANG "MENJADI SEPERTI ANAK KECIL"

Menjadi Seperti Anak Kecil
ditulis oleh: Edy Siswoko

Markus 10:15
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya."

Ketika seseorang yang sudah dewasa menunjukkan antusiasme berlebihan, ketergantungan, dan kesederhanaan berpikir, seringkali dikomentari, “Seperti anak kecil!” Kesannya, sifat-sifat tersebut adalah sifat yang buruk. Tetapi mengapa dalam ayat di atas Tuhan Yesus menyuruh kita seperti anak kecil? Bagaimana caranya kita yang telah dewasa fisik dan umur ini bisa “seperti anak kecil?” Aspek-aspek anak kecil yang bagaimana yang menurut Yesus harus kita teladani?

Saat itu Yesus bicara di hadapan para orang tua yang
mengerti bagaimana sikap-sikap anak kecil pada umumnya sehingga mereka mudah memahami perkataan Yesus tersebut. Perkataan Yesus ini memakai gaya bahasa simile, yaitu kiasan yang membandingkan dua hal berbeda sehingga hal-hal yang dibandingkan tersebut punya kesamaan dalam aspek tertentu namun juga berbeda dalam aspek lainnya. Sehingga, kita disuruh “seperti anak kecil hanya dalam sikap terhadap Kerajaan Allah seperti: antusias terhadap Kerajaan Allah, bergantung pada Allah, sederhana menyangkut dosa, dan rendah hati.


Dalam hal lainnya memang kita tidak sama dengan anak kecil, seperti dalam pekerjaan dan tanggung jawab. Selain itu anak kecil juga punya kelemahan seperti masih mudah disesatkan, kurang pengetahuan & kurang pengalaman. Tetapi ada hal-hal baik yang bisa kita contoh dari anak kecil. Seperti anak kecil yang selalu antusias dan ingin tahu terhadap segala sesuatu, hendaknya kita antusias dalam melakukan Firman-Nya, agar dapat masuk kedalam Kerajaan-Nya.

Bersemangatlah dalam menyambut Kerajaan Allah agar dapat masuk ke dalamnya

Selanjutnya: 

ANGGUR TUA

ANGGUR TUA
oleh: Edy Siswoko

Lukas 5:36-39
“Tetapi anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula. Dan tidak seorangpun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang baru, sebab ia akan berkata: Anggur yang tua itu baik." (ayat 38-39)

Tahun 1967 saat perang Vietnam, AS memakai bom-bom lama/tua. Keputusan memakai bom-bom tua itu terbukti sangat merugikan AS, karena suatu hari tanggal 29 Juli 1967, bom-bom tua itu memicu bencana besar bagi AS, nyawa 134 tentara melayang dan AS menderita kerugian lebih dari 72 juta dolar. Sejak peristiwa itu AS jadi jera dan tak pernah lagi memakai bom tua dalam perang.

Dalam bacaan kita hari ini, Yesus bicara tentang anggur baru harus disimpan di kantong kulit baru. Kantong kulit tua tak punya daya pegas sehingga tak bisa dipakai menyimpan anggur baru. Anggur tua telah difermentasi dan mengandung alkohol, sedang anggur baru masih belum difermentasi, masih murni. Makanya orang yang telah minum anggur tua tak akan ingin anggur yang baru sebab ia pasti menganggap anggur tua lebih enak. Anggur tua (difermentasi) mewakili ajaran Taurat yang telah dicampur tradisi & dongeng oleh orang Yahudi, sedang anggur baru (tidak difermentasi) ialah ajaran Yesus yang merupakan pernyataan baru dan murni dari Allah.

Seperti orang Farisi & guru-guru agama menolak ajaran Yesus karena lebih menyukai hukum Taurat yang telah mereka campur dengan tradisi, begitu pun sampai sekarang masih ada orang Kristen yang masih memakai kantong tua yakni: masih terikat dengan tradisi, cara hidup manusia lama, dan nilai-nilai falsafah duniawi, yang bertentangan dengan Injil. Padahal Injil ialah pernyataan baru Allah dan harus diungkapkan dengan cara penyembahan dan cara ibadah yang baru. Seperti AS yang memakai bom tua yang ternyata mendatangkan maut, begitulah bila kita memelihara kebiasaan dan nilai-nilai lama yang bertentangan dengan Injil, hal itu akan mengantarkan kita pada maut.

Beribadahlah pada Tuhan dengan benar, bukan dengan tradisi dan dongeng

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More