BELOVED SON
Amsal 3:11-12
Hai anakku, janganlah engkau menolak
didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya. Karena TUHAN
memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak
yang disayangi.
Di daerah saya ada seorang anak yang terkenal nakal. Ia tidak mau taat pada orang tuanya. Sikapnya kasar kepada orang lain. Ia tak segan-segan meludahi dan melemparkan batu pada orang yang menegurnya. Selidik punya selidik, ayahnya memang sudah berusaha mendisiplin dia, tapi ibunya selalu membela dan memanjakannya.
Kadang orangtua ingin memberi yang terbaik pada anak namun dengan cara yang salah seperti:
memanjakan anak, anak selalu dibenarkan bila bersalah, tak ditegur saat nakal, tak
pernah diajar minta maaf, dibiarkan sombong, tak diajar rendah hati, tak ada batasan atau larangan, selalu
dituruti permintaannya, dibebaskan melakukan apa saja, tak pernah dihukum saat
tidak taat dan sebagainya.
Hal ini buruk bagi perkembangan anak & akan jadi bumerang
bagi orang tua. Contohnya Daud yang tak pernah menegor anak-anaknya (1 Raja-Raja 1:6) sehingga
Amnon, Absalom dan Adonia berani melawan ayah ibunya serta merusak masa
depannya sendiri.
Bila saudara orang tua yang menyayangi anak saudara, pasti tidak memanjakan anak saudara, tetapi saudara
juga akan menegurnya saat ia berbuat salah supaya anak itu tidak terjerumus
pada hal yang nanti lebih membahayakan hidupnya. Itu adalah tanda orang tua yang
perhatian dan sayang anaknya.
Begitu
pula Tuhan, Dia Ayah saudara, Dia sangat menyayangi saudara sehingga memberi yang terbaik
yaitu memberi diri-Nya sendiri, mengorbankan diri-Nya demi saudara, Dia juga berikan harta terbaik yakni warisan
surgawi, Ia juga berikan perhatian terbaik yaitu dengan mendidik saudara. Mungkin orang tua kandung saudara punya segalanya namun belum tentu mereka memperhatikan dan mendidik saudara dengan benar.
Tuhan
mendidik saudara tak hanya dengan nasehat, peringatan, perintah & ketetapan, namun
juga dengan teguran & pukulan (2 Samuel 7:14). Ia menegur & memukul saudara
dengan:
- dengan Firman Tuhan (2 Timotius 3:16),
- dengan mimpi dan penglihatan (Ayub 33:15-16),
- dengan
perantaraan hamba Tuhan (Mikha 3:8, Yeremia 44:4),
- dengan sakit penyakit dan penderitaan
(Ayub 33:19-22),
- dengan mengijinkan penindasan (Mazmur 119:71),
- dan sebagainya.
Kini
tinggal bagaimana respon saudara terhadap teguran & pukulan Tuhan? Apakah saudara
bosan, kesal, marah lalu menolak? Padahal tujuan dari teguran & pukulan Tuhan
ialah:
- untuk mengembalikan saudara untuk taat pada-Nya (Mazmur 119:67-71),
- untuk memperbaiki
pikiran, perbuatan maupun karakter saudara (Ayub. 33:16-17),
- serta untuk menyelamatkan hidup
saudara dari maut (Ayub 33:18).
Jadi, teguran & pukulan Tuhan bukan untuk
kepentingan Tuhan tapi kepentingan saudara sendiri, demi kebaikan saudara sendiri, demi
keselamatan saudara sendiri.
Bukankah kalau saudara berdosa, maka bukan Tuhan yang
dirugikan oleh dosa saudara, tetapi saudara sendirilah yang akan dirugikan. Nah sebelum saudara hancur oleh perbuatan saudara sendiri maka Tuhan menegur saudara untuk mencegah saudara
& anak cucu saudara dari kehancuran.
Begitu pula kalau saudara hidup benar, bukan
Tuhan yang diuntungkan oleh kebenaran saudara, tetapi saudara sendirilah yang akan
diuntungkan oleh kebenaran saudara, istri saudara, anak cucu saudara dan keluarga saudaralah
yang diuntungkan oleh kebenaran saudara. Coba saudara pikirkan: apakah mungkin, kalau saudara
taat pada Tuhan sehingga dengan ketaatan itu saudara bisa membuat Tuhan jadi berkuasa,
tentu saja tidak mungkin bukan, sebab dari semula Tuhanlah yang paling berkuasa. Apakah
mungkin, kalau saudara memberi pada Tuhan sehingga dengan pemberian itu saudara bisa
membuat Tuhan jadi kaya, tentu saja tidak mungkin bukan, sebab dari semula
Tuhanlah yang empunya bumi serta isinya.
Jadi
saudaraku, pahamilah dan terimalah cara Tuhan menunjukkan kasih sayang-Nya
melalui teguran & pukulan, relakanlah hatimu untuk ditegor (Wahyu 3:19)
dan berbahagialah bila saudara ditegor-Nya (Ayub. 5:17) karena teguran itu bukti
bahwa saudara adalah anak yang disayangi oleh Tuhan, Ayah saudara.
Oleh: Yesaya Edy S
Tuntunan Hidup Berkemenangan Edisi Agustus 2011