THE ARROW OF VICTORY

Berkatalah Elisa: "Panahlah!" Lalu dipanahnya. Kemudian berkatalah Elisa: "Itulah anak panah kemenangan dari pada TUHAN, anak panah kemenangan terhadap Aram. Engkau akan mengalahkan Aram di Afek sampai habis lenyap."

INCOMPLETE VICTORY

Berkatalah Elisa: "Panahlah!" Lalu dipanahnya. Kemudian berkatalah Elisa: "Itulah anak panah kemenangan dari pada TUHAN, anak panah kemenangan terhadap Aram. Engkau akan mengalahkan Aram di Afek sampai habis lenyap."

SEPERTI HUJAN YANG MENGALIR

Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.

INCORRUPTIBLE SEED

1 Petrus 1:23 Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal.

JALAN BERPUTAR

Allah tidak menuntun mereka melalui jalan ke negeri orang Filistin, walaupun jalan ini yang paling dekat; sebab firman Allah: "Jangan-jangan bangsa itu menyesal, apabila mereka menghadapi peperangan, sehingga mereka kembali ke Mesir."

Tampilkan postingan dengan label Janji Tuhan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Janji Tuhan. Tampilkan semua postingan

Jumat, 07 September 2012

BERGAUL DENGAN ALLAH

BERGAUL DENGAN ALLAH
Oleh: Edy Siwoko

Bacaan: Kejadian pasal 5 dan 6 

Kejadian 5:24  Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah.

Kejadian 6:9  Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.

Adakah yang dapat menghentikan lajunya kematian dibumi ini? Kejadian Pasal 5 yang baru saudara baca menunjukkan pola berulang-ulang, bahwa manusia lahir, hidup, melahirkan anak-cucu, dan akhirnya...setelah hidup sekian tahun lalu mati. Bukankah itu wajar? Memang wajar, begitulah manusia hidup di bumi, tumbuh, berkembang sebentar, lalu gugur kebumi, sama seperti bunga rumput yang tumbuh tapi kemudian gugur ke tanah, dari debu mereka kembali menjadi debu.  

Dihadapkan pada fakta kehidupan yang begitu-begitu saja serta berujung pada kematian, kita bertanya-tanya, apakah ada pengharapan? Dalam pola berulang tentang hidup dan mati yang diceritakan pasal 5,  tiba-tiba terjadilah sebuah anomali atau sesuatu yang tidak biasa terjadi pada seorang tokoh bernama Henokh, dimana dengan tiba-tiba kita melihat bahwa ternyata tidak semua manusia mati. Itulah yang ditekankan oleh penulis Kitab Kejadian pada pasal 5 ini, bahwa hidup tidak harus begini terus, tetapi ada pengharapan, ada kemenangan, asalkan...hidup bergaul dengan Allah. 

Pengharapan dan kemenangan itu terlihat ketika penulis Kitab Kejadian menunjukkan bahwa hidup Henokh tidaklah berakhir, sementara hidup orang-orang lain berakhir. Henokh diangkat oleh Allah dan tidak mengalami kematian.
Kemenangan itu juga dialami oleh Nuh, cicit Henokh. Nuh juga tidak sudi menjalani hidup seperti manusia saat itu yang hidup dalam kejahatan, tetapi Nuh hidup bergaul dengan Allah, sehingga Nuh terpelihara hidupnya ketika air bah datang membinasakan makhluk hidup dibumi.

Kedua orang tersebut menerima kemenangan atas kebinasaan karena mereka hidup bergaul dengan Allah. Namun.....apakah saudara tertarik untuk mengetahui hidup bergaul dengan Allah itu hidup yang bagaimana? Pada masa Nuh, tiada orang yang tertarik untuk mendengar kebenaran kecuali anak-menantu-dan istri Nuh saja yang mau mendengarnya. 

Kebenaran itu sudah diberitakan sejak Kakek buyut Nuh yaitu Henokh yang terus menerus menubuatkan hukuman Allah atas orang-orang fasik (Yudas 1:14-15), kemudian Allah secara pasti memberitahukan pada Nuh bahwa Allah akan menghakimi manusia dan sejak saat itu Nuh berkhotbah memberitakan kebenaran (2 Petrus 2:5), tapi sayang tak ada yang tertarik. Nah, bila saudara tertarik dengan topik ini, artinya saudara punya keinginan untuk menjadi berbeda dengan kebanyakan orang yang akan binasa.

Hidup bergaul dengan Allah adalah hidup dalam persekutuan dengan Allah. “Bergaul” atau aslinya “halak atau berjalan” merupakan metafora yang umumnya dipakai untuk menyatakan apakah orang berjalan dalam kerendahan hati dan taat kepada Allah, atau berjalan dalam dosa dan ketidaktaatan. Sedang secara khusus ungkapan “bergaul dengan Allah” ini mengandung unsur-unsur sikap, semangat dan karakter rohani yang membuat seseorang diterima dan diperkenan untuk hubungan rohani yang intim dengan Allah. Apakah unsur-unsur itu? Unsur-unsur tersebut ialah iman, ketaatan dan kekudusan. Ketiga unsur tersebut juga kita dapati sejak awal Kitab Kejadian dalam kisah terusirnya Adam & Hawa dari taman Eden, namun kali ini kita hanya akan belajar dari kisah hidup orang lain yakni Henokh dan Nuh.


1. IMAN
Ibrani 11:5-7 mencatat bahwa Henokh dan Nuh memiliki iman terhadap Allah, sehingga mereka ditentukan untuk dibenarkan oleh iman mereka. Selain dibenarkan, merekapun mendapatkan yang terbaik dari Allah karena iman mereka memperkenan Allah (Ibrani 11:5-6):

"Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah. Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. Karena iman, maka Nuh — dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan — dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya; dan karena iman itu ia menghukum dunia, dan ia ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya."
Iman adalah percaya kepada hal-hal yang belum kelihatan. Manusia tak bisa melihat Allah, namun Henokh dan Nuh percaya bahwa Allah ada dan berkuasa, mereka menjalani hidup seakan-akan melihat Allah menyertai mereka dan akhirnya.....mereka berdua melihat karya Allah.

Begitu pula saudara, saudara memiliki janji-janji Allah yang terbukti digenapi dalam sejarah. Maka seharusnya saudara tidak ragu untuk beriman kepada Dia yang tak pernah ingkar janji. Saudara tidak hanya akan dibenarkan oleh iman (Galatia 3:24) dan diselamatkan oleh iman (Roma 1:17), namun juga akan melihat karya Allah dinyatakan selama saudara hidup. Karena imanlah maka saudara akan diberkati (Roma 4:16), dimuliakan (Roma 5:2), dibebaskan (Roma 9:30), diluputkan dan menang karena iman (Ibrani 11:33), dikuatkan (Ibrani 11:34), serta menerima segala sesuatu yang dijanjikan (Ibrani 6:12).


2. KETAATAN
Seperti sudah dikatakan sebelumnya bahwa kata “bergaul” atau aslinya “halak atau berjalan” merupakan metafora yang umumnya dipakai untuk menyatakan apakah orang berjalan dalam kerendahan hati dan taat kepada Allah, atau berjalan dalam dosa dan taat pada oknum lain. Kata “bergaul” yang dikenakan pada Henokh dan Nuh berarti mereka berjalan mengikuti atau taat kepada Allah, seperti juga yang dilakukan oleh Abraham (Kejadian 17:1, 24:40). 

Henokh dan Nuh mengaktifkan iman mereka dengan ketaatan. Merekapun tadinya belum melihat realisasi janji-janji Allah, namun iman mereka memandang kepada Allah dan tidak menjadi goyah. Nuh mengimani Firman Allah yang akan menghukum bumi, maka dia mentaati perintah Allah untuk bekerja membangun bahtera, dan ia setia melakukannya sampai 120 tahun kemudian ketika air bah datang. Nuh mengaktifkan imannya dengan ketaatan, sehingga oleh iman percaya itu Nuh dan keluarganya pun selamat (Ibrani 11:7).

Aktifkanlah iman saudara dengan ketaatan. Mengapa saudara harus mati, bila sesungguhnya di dalam Dia saudara bisa hidup? Mengapa saudara harus kehilangan apa yang telah dijanjikan Tuhan, bila sesungguhnya di dalam Dia saudara bisa mendapatkannya? Tentu akan banyak hal yang akan menarik saudara dari ketaatan pada Tuhan, namun berjalanlah terus seakan-akan saudara melihat Tuhan menyertai saudara, setialah seakan-akan janji-janji Tuhan sudah tergenapi, maka....segala yang terbaik dari Tuhan pasti diperlihatkanNya kepada saudara.


3. KEKUDUSAN
Kekudusan sangat penting untuk bersekutu atau bergaul dengan Allah (2 Korintus 6:14-16). Pada masa Henokh dan Nuh, dosa manusia ditunjukkan dalam dua hal utama: nafsu seksual (Kejadian 6:2) dan kekerasan (Kejadian 6:11). Tapi Nuh dan Henokh menjalani hidup yang berbeda, mereka memilih untuk menjaga kekudusan. 

Ciri khas kehidupan Nuh adalah benar dan tidak bercela. Kata benar atau “sáddîq,”  melukiskan karakter Nuh dalam hubungannya dengan sesama manusia, dimana kejujuran dan kebenaran nampak jelas dalam seluruh tindak-tanduknya. Kata tidak bercela “Tãmîm,” biasa dipakai bahasa Ibrani untuk melukiskan hasil karya insinyur bangunan yang handal dimana bangunan yang dihasilkan itu lengkap, sempurna dan tiada cacatnya. Kedua kata ini mencirikan “halak” dengan Tuhan atau bergaul dengan Tuhan yakni karakter yang selalu ingin menyenangkan Tuhan berapapun harganya, setia dalam kebenaran, hidup dekat hadirat-Nya dengan selalu menjaga kekudusan di tengah-tengah zaman yang sedang merosot (band. Maz. 15:2; 26:1-3). 
Sekarangpun kebejatan manusia tetap sama, nafsu, perilaku amoral, pornografi, kefasikan dan kekerasan menguasai masyarakat kita. Mereka adalah orang-orang yang mati selagi masih hidup. Ya, bila manusia menganggap bahwa hari kematiannya masih merupakan “masa depan,” sesungguhnya itu keliru. Hari-hari kematian manusia, sesungguhnya telah diawali saat mereka tidak hidup bergaul dengan Allah: tidak hidup dalam iman-ketaatan-serta kekudusan

Tetapi saudara telah mengerti dari penjelasan diatas bahwa kehidupan macam apa yang saudara tempuh saat ini, menentukan akhir hidup saudara nanti. Bila saat ini saudara bergaul dengan Allah maka itu menjadikan saudara sebagai orang-orang yang “hidup” di antara orang-orang yang “mati.”

Karna itu saudara, putuskanlah untuk bergaul dengan Allah meski orang lain tidak! Ingatlah, kehidupanmu di masa depan, sesungguhnya diawali saat engkau di bumi hidup bergaul dengan Allah. 

"Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu." Amen! 

Oleh: Yesaya Edy S
Dimuat dalam Tuntunan Hidup Berkemenangan Edisi Oktober 2011 

Rabu, 01 Agustus 2012

UNLUCKY DAY ???

Hari sial

2 Samuel 22:19-26 
Mereka menghadang aku pada hari sialku, ... 

Pada ayat diatas Daud berkata tentang hari sial... . Apakah itu berarti Daud percaya bahwa ada hari sial? Dan bolehkah kita percaya bahwa ada hari tertentu sebagai hari sial? 

Berdasar riset Dr Donald Dossey seorang psikoterapi di bidang “phobia,” di AS lebih dari 21 juta orang memiliki penyakit “paraskevidekatriaphobia” yaitu rasa takut akan hari Jumat tgl 13. Dan menurut laporan “The Stress Management Center and Phobia Institute” di Asheville – AS, tenyata tiap hari Jumat tanggal 13, ekonomi AS mengalami kerugian antara 800-900 juta AS$, karena banyak orang enggan travelling atau berbisnis. Di Spanyol, hari Selasa tanggal 13 dianggap hari sial. Shakkō dan Butsumetsu juga hari sial bagi sebagian orang Jepang dan pantang memulai bisnis/menikah pada hari itu.

Saudaraku, ungkapan “hari sial” dalam ayat di atas sama dengan “hari berawan” yaitu metafora yang menggambarkan masa kesusahan/kesesakan yang tak tentu waktunya. Kata “hari” juga bisa berarti 1 hari, berhari-hari bahkan bertahun-tahun. Jadi, perkataan Daud pada ayat di atas  tidak menunjuk ada hari tertentu yang selalu membawa kesusahan. 

Bukankah semua orang pernah mengalami kesusahan? Tuhan sendiri tak menjanjikan kita bebas dari kesusahan atau bebas dari pencobaan, justru Tuhan  berjanji akan ada kesusahan dan penderitaan bahkan pencobaan dan ujian bagi orang percaya, namun Tuhan juga berjanji menyertai orang percaya dalam kesusahan sehingga mereka dapat bertahan & menang atasnya. Artinya, anak Tuhan pun tak luput dari kesusahan, anak Tuhan pun harus menghadapi kesusahan. 

Jadi, bukan kesusahan (kesialan) yang harus saudara saudara takuti, tetapi bagaimana saudara dapat menghadapi kesusahan itu dan menang atas kesusahan itu. Dan inilah yang harus saudara lakukan:  
  • Bersandarlah pada Tuhan (ayat 19: "Mereka menyerang aku waktu aku ditimpa bencana tetapi TUHAN menjadi penolongku").
  • Hiduplah setia sesuai perintah Tuhan, maka Tuhan akan membalas kesetiaan saudara dengan menolong saudara ketika kesusahan melanda (ayat 20-26: "Ia melepaskan aku dari bahaya dan menyelamatkan aku karena Ia berkenan padaku. TUHAN membalas perbuatanku yang benar; Ia memberkati aku sebab aku tidak bersalah. Aku mentaati perintah TUHAN, dan tidak berpaling dari Allahku. Semua hukum-Nya kuperhatikan, perintah-perintah-Nya tidak kulalaikan. Ia tahu bahwa aku tidak bercela dan menjauhkan diri dari kesalahan. Maka TUHAN membalas perbuatanku yang benar sebab Ia tahu aku tidak bersalah. TUHAN, Engkau setia kepada orang yang setia dan baik kepada orang yang baik.")
Oleh: Yesaya Edy S
Dimuat dalam Tuntunan Hidup Berkemenangan Edisi September 2011
 

Senin, 02 Juli 2012

INCOMPLETE VICTORY

Seri Khotbah tentang "Kemenangan"

KEMENANGAN YANG TAK LENGKAP (incomplete victory)

2 Raja-Raja 13:18-19   

18 Sesudah itu berkatalah ia: "Ambillah anak-anak panah itu!" Lalu diambilnya. Setelah diambilnya, berkatalah Elisa kepada raja Israel: "Pukulkanlah itu ke tanah!" Lalu dipukulkannya tiga kali, kemudian ia berhenti.
19 Tetapi gusarlah abdi Allah itu kepadanya serta berkata: "Seharusnya engkau memukul lima atau enam kali! Dengan berbuat demikian engkau akan memukul Aram sampai habis lenyap. Tetapi sekarang, hanya tiga kali saja engkau akan memukul Aram."

                                                                           
Setelah melakukan petunjuk Tuhan yang disampaikan Tuhan melalui nabi Elisa, raja Yoas menang 3 kali berturut-turut dari Syria serta merebut kembali kota-kota Israel, seperti ditulis dalam 2 Raja-Raja 13:25 "Yoas bin Yoahas merebut kembali dari tangan Benhadad bin Hazael kota-kota yang dalam peperangan direbut Benhadad dari tangan Yoahas, ayah Yoas. Tiga kali Yoas mengalahkan dia dan mendapat kembali kota-kota Israel."

Tapi tahukah saudara bahwa kemenangan Yoas sebenarnya tidak lengkap atau tidak tuntas? 

Tadinya, Tuhan memberi janji kemenangan sempurna pada Yoas, yaitu bahwa Yoas akan mengalahkan Aram sampai habis lenyap dan bukan hanya 3 kali saja seperti yang dikatakan nabi Elisa pada ayat 17: "Itulah anak panah kemenangan dari pada TUHAN, anak panah kemenangan terhadap Aram. Engkau akan mengalahkan Aram di Afek sampai habis lenyap."

Tetapi kemudian nabi Elisa berkata: "Tetapi sekarang, hanya tiga kali saja engkau akan memukul Aram." Dan benarlah terjadi tepat seperti Firman Tuhan, dimana Yoas memang mengalami kemenangan atas Syria sebanyak 3 kali saja. Apa yang menyebabkan kemenangan Yoas tidak lengkap?


1. Kurang Mempunyai Passion (ayat 18)

Kurang mempunyai passion artinya kurang gairah, kurang spirit. Nabi Elisa menyuruh Yoas mengambil panah-panahnya yang lain dan bukan panah yang telah ia tembakkan sebelumnya yang oleh Elisa disebut anak panah kemenangan Tuhan. "Anak panah kemenangan Tuhan" bicara mengenai bagian yang akan Tuhan kerjakan sedangkan "panah-panah yang lain” ini bicara tentang bagian yang harus Yoas lakukan. 

Elisa lalu menyuruh Yoas memukulkan panah-panahnya yang lain tersebut ke tanah. Melalui banyaknya pukulan Yoas itu Elisa akan tahu berapa besar semangat dan kemauan Yoas dalam bertempur melawan Aram (Syria), makin banyak jumlah pukulan Yoas mencerminkan makin besar semangat Yoas melawan Aram dan makin besar semangat akan makin besar pula kemenangan. 

Saudara tidak perlu heran darimana Elisa dapat menilai Yoas, karena Elisa mampu melihat dari sudut pandang Allah, Elisa mampu menilai aspek-aspek rohani (ingat kisah dalam 2 Raja-Raja 6:17) sehingga ia mampu menilai spirit bertempur Yoas. Tapi ternyata semangat Yoas hanya sebatas 3 pukulan saja. 

Begitulah saudara, kemenangan saudara tidak bisa sempurna bila diri saudara sendiri kurang bersemangat untuk memperoleh kemenangan yang tuntas.


2. Terlalu Cepat Berhenti Berjuang (ayat 18)

Melalui pukulan Yoas itu Elisa juga akan tahu seberapa lama Yoas mau berjuang melawan Aram, makin lama ia memukul mencerminkan makin lama ia mau berjuang dan berapa kali ia ingin menang, sehingga akan makin lengkap pula kemenangan, tapi ternyata Yoas berhenti pada pukulan ketiga. 

Jadi saat Yoas berhenti pada pukulan ketiga, Elisa segera tahu bahwa nantinya Yoas akan berhenti berjuang begitu cepat sehingga kemenangannya terhadap Aram juga tidak akan tuntas dan benarlah..., Yoas hanya menang 3 kali dari Aram. 

Saudara, kemenangan saudara tak akan tuntas bila saudara terlalu cepat berhenti berjuang. Hidup ini adalah perjuangan tanpa henti, jadi untuk meraih kemenangan yang lengkap jangan pernah kendorkan perjuangan saudara.


3. Kurang militant (ayat 19)

Kurang militant artinya kurang suka berperang, mudah berkompromi dengan musuh. Yoas mencerminkan orang yang mendapat janji kemenangan dari Allah dan untuk meraihnya syaratnya ia harus berperang, sayangnya Yoas kurang militant, ia cepat puas dengan 1, 2 kali kemenangan, ia merasa aman, ia berjuang setengah hati dan itu membuat Elisa marah & berkata Yoas harusnya memukul sampai 6 kali. 6 adalah angka mendekati angka 7 yaitu angka sempurna, yang artinya pertempuran seumur hidup.  

Sejarah memang mencatat bahwa Yoas berkompromi dengan dosa. Ia tidak berbalik dengan sungguh-sungguh pada Tuhan melainkan masih hidup dalam dosa penyembahan berhala: "Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN. Ia tidak menjauh dari segala dosa yang disuruh Yerobeam bin Nebat dilakukan orang Israel, tetapi terus hidup dalam dosa itu" (2 Raja-Raja 13:11).

Kompromi dengan dosa menghalangi kita memperoleh kemenangan yang sempurna. Sebagai prajurit Tuhan (2 Timotius 2:3) saudara tak boleh merasa cepat puas lalu berhenti bertempur, karena masih banyak pertempuran yang harus kita hadapi & musuh selalu menunggu-nunggu kesempatan untuk menyerang kita kembali (1 Petrus 5:8). 

Jadi, selama ini yang membatasi kemenangan saudara adalah saudara sendiri dan yang membuat kemenangan saudara tidak maksimal adalah saudara sendiri. Hidup ini adalah peperangan setiap hari, maka jadilah militant dan jangan setengah-setengah, jadilah orang yang suka berperang, bukan berperang secara fisik, tapi perangi kelemahan saudara, perangi dosa, perangi kemalasan saudara, bangkitlah agar kemenangan saudara sempurna. 

Sebelumnya: The Arrow of Victory


Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More