THE ARROW OF VICTORY

Berkatalah Elisa: "Panahlah!" Lalu dipanahnya. Kemudian berkatalah Elisa: "Itulah anak panah kemenangan dari pada TUHAN, anak panah kemenangan terhadap Aram. Engkau akan mengalahkan Aram di Afek sampai habis lenyap."

INCOMPLETE VICTORY

Berkatalah Elisa: "Panahlah!" Lalu dipanahnya. Kemudian berkatalah Elisa: "Itulah anak panah kemenangan dari pada TUHAN, anak panah kemenangan terhadap Aram. Engkau akan mengalahkan Aram di Afek sampai habis lenyap."

SEPERTI HUJAN YANG MENGALIR

Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.

INCORRUPTIBLE SEED

1 Petrus 1:23 Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal.

JALAN BERPUTAR

Allah tidak menuntun mereka melalui jalan ke negeri orang Filistin, walaupun jalan ini yang paling dekat; sebab firman Allah: "Jangan-jangan bangsa itu menyesal, apabila mereka menghadapi peperangan, sehingga mereka kembali ke Mesir."

Tampilkan postingan dengan label Perjuangan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Perjuangan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 10 Oktober 2012

TERTINDAS ITU KESEMPATAN UNTUK BELAJAR


Mazmur 119:65-72 
Bahwa aku tertindas itu baik bagiku supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu. 

Daud mengatakan: "Tertindas itu baik bagiku supaya aku belajar...." Mungkin kita berpikir apakah perkataan ini tidak salah? Tidak, Daud memang memandang keadaan tertindas sebagai kesempatan agar Daud belajar. Belajar apa?

1. Belajar ketetapan Tuhan (Mazmur 119:68, 71).
Pengakuan Daud ini adalah inti stanza ke-9 ini, bahkan Daud juga mengajarkannya pada Salomo kecil. Ketetapan Tuhan yang dimaksud Daud adalah tugas dan panggilan Daud, beban yang harus dipikul Daud dan seluruh rencana Tuhan untuk Daud. Melalui ketertindasan yang dialami, Daud jadi mengerti apa rencana Tuhan baginya & apa yang harus ia lakukan, apa yang harus ia tinggalkan atau lepaskan agar rencana Tuhan itu digenapi dalam hidupnya. Ya, sering manusia baru bisa memahami rencana Tuhan bagi mereka ketika mereka dalam ketertindasan. Jadi bila saudara tertindas, itulah kesempatan mata rohani saudara terbuka dan saudara jadi mengerti rencanaNya.   

2. Belajar memiliki iman yang sempurna (Mazm. 119:67). 
Iman yang sempurna itu melewati proses belajar. Dan penindasan dapat melatih iman kita pada kesempurnaan, dimana iman kita tidak lagi tergantung pada keadaan atau situasi. Itulah yang dialami Daud dimana hatinya pernah menyimpang, tapi setelah tertindas, miskin dan sengsara membuat Daud tidak bisa percaya pada apapun kecuali pada Tuhan. Jadi bila saudara tertindas, itulah kesempatan iman saudara berkembang. Sebab iman sering tumbuh sehat bukan pada saat keadaan baik-baik saja tapi saat kita tertindas, saat itulah iman dimurnikan dan motivasi yang salah diluruskan. 

3. Belajar bijaksana (Mazmur 119:65-66, 69-70)
Ada kontras dalam ayat ini, dimana orang-orang sombong (keluarga Saul) menindas, memfitnah & memburu Daud karena rasa iri yang gila, hati mereka tebal seperti lemak artinya dibutakan oleh kesenangan & kemegahan sehingga tak bisa melihat hal-hal rohani yang Tuhan kerjakan. Sebaliknya, penindasan mereka justru membuat Daud rendah hati, membuka hatinya bagi Firman Tuhan dan itulah yang menjadikannya bijaksana, mampu memahami kehidupan dengan perspektif yang lebih baik daripada orang-orang yang sombong. 

Begitulah, ketertindasan bisa menjadi kesempatan untuk belajar banyak hal & mendorong manusia untuk maju. Jadi, bersyukurlah bila tertindas karena tertindas itu baik bagi saudara! Amen. 

Oleh: Yesaya Edy S
Dimuat dalam Tuntunan Hidup Berkemenangan Edisi November 2011
 

Minggu, 09 September 2012

MASALAH ITU MENGASAH

Hakim-Hakim 3:1-3
Inilah bangsa-bangsa yang dibiarkan TUHAN tinggal untuk mencobai orang Israel itu dengan perantaraan mereka, yakni semua orang Israel yang tidak mengenal perang Kanaan. Maksudnya hanyalah, supaya keturunan-keturunan orang Israel yang tidak mengenal perang yang sudah-sudah, dilatih berperang oleh TUHAN. Yang tinggal ialah kelima raja kota orang Filistin dan semua orang Kanaan, orang Sidon dan orang Hewi, yang mendiami pegunungan Libanon, dari gunung Baal-Hermon sampai ke jalan yang menuju ke Hamat.

Bagaimana saudara melihat masalah? Mari sejenak kita melihat masalah dari sudut pandang Tuhan. Saat orang Israel tiba di Kanaan, ada musuh-musuh Israel yang dibiarkan Tuhan tinggal di Kanaan, maksud-Nya supaya generasi muda Israel yang belum mengenal perang dilatih berperang oleh Tuhan. 

Kehadiran musuh itu menyebabkan banyak masalah bagi kerohanian maupun jasmani orang Israel seperti: memerangi orang Israel & menjerat mereka dalam dosa. Meski di mata orang Israel kehadiran musuh itu adalah masalah, tapi Firman Tuhan diatas jelas menyatakan bahwa bagi Tuhan kehadiran musuh (masalah) adalah alat untuk melatih (mengasah) orang Israel berperang. 

Arti mengasah yaitu usaha mempertajam dengan latihan-latihan yang kontinyu untuk mengatasi kelemahan dan memiliki kemampuan. Kelemahan Israel adalah tak punya kemampuan untuk berperang, padahal Tuhan ingin Israel menang dalam tiap peperangannya baik perang secara rohani maupun secara fisik, karena itulah Tuhan mengasah mereka agar menjadi orang yang mental dan spiritualnya tangguh dengan membiarkan musuh tetap ada di sekitar mereka

Sampai sekarangpun musuh anda (iblis, orang yang tidak percaya, sistem dunia, kedagingan) menyebabkan banyak masalah bagi orang percaya. Mereka diizinkan Tuhan ada di sekitar saudara untuk mengasah saudara menjadi orang yang punya mental & spiritual yang tangguh. Masalah memang bisa jadi jerat dan membuat saudara jatuh dalam dosa bila saudara tidak bersekutu dengan Tuhan & memilih menyerah pada masalah. Tapi bila bersekutu dengan Tuhan saudara dapat melewati masalah itu & menjadi makin tangguh, makin siap menghadapi masalah lain yang lebih besar dan unggul dalam pertempuran yang makin hari makin meningkat dan besar. 

Makin sering bertemu masalah & menghadapinya (tidak lari), maka masalah itu mengasah sedemikian rupa sehingga pada waktunya saudara mampu menjawab tantangan yang lebih besar, masalah mendorong pikiran saudara terbuka pada cara-cara baru yang kreatif, masalah mendorong saudara selalu melekat pada Tuhan, masalah mengasah ketajaman rohani saudara. 

Jadi jangan ambil jalan pintas, masalah bukan untuk dihindari tapi dihadapi, jangan menyerah dengan masalah, sebab masalah itu mengasah

Oleh: Yesaya Edy S
Dimuat dalam Tuntunan Hidup Berkemenangan Edisi November 2011

Kamis, 30 Agustus 2012

PERISAI DI ANTARA ENGKAU DAN BAHAYA (2)

Seri Khotbah "Tuhan Perisaiku"

Ulangan 33:29 
Berbahagialah engkau, hai Israel; siapakah yang sama dengan engkau? Suatu bangsa yang diselamatkan oleh TUHAN, perisai pertolongan 

Sama seperti yang difirmankan Tuhan melalui Daud, Musa pun menyatakan bahwa Tuhan-lah perisai Israel. Peristiwa dimana Tuhan menjadi perisai Israel terbukti saat mereka dikejar pasukan Firaun di belakang, sementara Laut Teberau menghadang mereka di depan. Tapi di saat krisis itu, malaikat Tuhan dan tiang awan yang tadinya di depan pasukan Israel, pindah ke belakang. 

Demikianlah malaikat Tuhan & tiang awan itu berdiri di antara pasukan Mesir & pasukan Israel sebagai perisai, yang menimbulkan kegelapan pekat sehingga sepanjang malam itu pasukan Mesir tak dapat menjamah orang Israel. Kesempatan itu dipakai Tuhan untuk menyeberangkan orang Israel dengan membelah air laut Teberau sehingga orang Israel berjalan di tanah kering dan selamat sampai di seberang Laut. 

Tuhan terlibat nyata dalam hidup orang Israel, Dia menjadi perisai orang Israel sehingga mereka jaya. Tuhan juga dapat menjadi perisai saudara. Tapi bagaimana agar Dia mau menjadi perisai saudara? 
  • Bila saudara berada dalam jalan yang benar (Amsal 2:7, Mazmur 7:11). Mazmur 18 mengungkap bahwa Tuhan menjadi perisai Daud sehingga ia memperoleh kemenangan atas musuh-musuhnya, dan itu karena Tuhan mau memperlakukan Daud setimpal dengan ketaatan Daud. Artinya, Tuhan dapat menjadi perisai saudara hanya bila saudara ada dalam jalan yang benar atau jalan ketaatan, sama seperti Tuhan bertindak menjadi perisai orang Israel hanya setelah mereka taat pada perintah Tuhan untuk keluar dari Mesir dan berjalan menuruti jalan yang ditunjukkan Tuhan. 
  • Bila saudara percaya (Mazmur 115:11). Tuhan akan bertindak menjadi perisai pertolongan bagi orang yang benar-benar percaya padanya, yang teruji imannya dan tak goyah walau dalam krisis.  
  • Bila saudara berlindung padaNya (Amsal 30:5, Mazmur 18:31). Saudara harus berlindung padaNya dan bukan pada kekuatan diluar Tuhan. Bila Tuhan menjadi perisai saudara maka bahaya atau musuh yang menyerang akan berhadapan langsung dengan Tuhan, jadi aktifkanlah perisai pertolongan saudara mulai sekarang!

Oleh Yesaya Edy S
Dimuat dalam Tuntunan Hidup Berkemenangan Edisi November 2011

Sebelumnya: Perisai Di antara Engkau dan Bahaya (1)

PERISAI DI ANTARA ENGKAU DAN BAHAYA (1)

Seri Khotbah: "Tuhan Perisaiku"

Mazmur 28:6-9 
TUHAN adalah kekuatanku dan perisaiku; kepada-Nya hatiku percaya. Aku tertolong sebab itu beria-ria hatiku, dan dengan nyanyianku aku bersyukur kepada-Nya. 

Saat orang percaya merasa lelah menderita, mereka juga mulai bertanya-tanya “dimanakah Tuhan saat aku dalam bahaya?” Saudara sering mendengar bahwa Tuhan ada di depan saudara untuk menyelamatkan saudara, Dia juga ada di barisan lawan untuk menyerang musuh-Nya. Begitulah, semua komentar yang saudara dengar sering hanya menempatkan Tuhan sebagai pahlawan penyerang yang menyerang musuh untuk saudara. Padahal seorang pahlawan tidak hanya menyerang namun juga bertahan, sebab pertahanan yang kuat adalah kunci kemenangan. Kita juga perlu mempertanyakan, mengapa orang hanya mengatakan bahwa Tuhan ada di depan kita untuk menyelamatkan kita, bukankah bahaya bisa datang dari mana saja?

Daud seorang tentara yang handal mengerti hal itu. Firman Tuhan di atas memperlihatkan pada kita, bahwa untuk mendapat kemenangan dalam hidupnya, Daud tak hanya mengandalkan Tuhan sebagai kekuatannya namun Daud juga mengandalkan Tuhan sebagai perisainya. Perisai adalah senjata untuk melindungi diri dan mempertahankan diri dari serangan musuh. Saat senjata musuh menyerang, prajurit akan berlindung di balik perisai, ia akan menempatkan perisai untuk menghadang dan menangkis senjata musuh. Prajurit itu terlindungi karena ada perisai di antara dia dan bahaya. 

Begitulah maksud Daud dalam ayat ini, bahwa Tuhan sebagai perisai mempunyai makna bahwa Tuhan berdiri diantara Daud dan bahaya yang mengancamnya. Tak masalah apakah serangan itu datang dari depan, belakang, kiri, kanan atau dari atas & bawah, sebab Tuhan akan berada di antara dia & bahaya, sehingga bahaya yang datang dari arah manapun tak membuat Daud binasa, karena Tuhan berdiri sebagai perisai.

Jadi saudaraku, saat bahaya mengancam, tenanglah, jangan bingung dimanakah Tuhan saat itu...karena Tuhan sebagai perisaimu tak hanya ada di depanmu namun Tuhan ada di mana saja, entah itu di belakang, di kiri, di kanan, atau di atasmu, yang pasti Tuhan akan ada di antara ENGKAU dan bahaya untuk membantuMu bertahan dan melindungiMu!  

kemenanganMU dI hidup ini tergantung dari seberapa kuat pertahananMU, maka andalkanlah Tuhan sebagai perisai pertahananmu

Selanjutnya: "Perisai di antara Engkau dan Bahaya (2)

Oleh Yesaya Edy S
Dimuat dalam Tuntunan Hidup Berkemenangan Edisi November 2011 

Jumat, 03 Agustus 2012

YOUR LABOR IS NOT VAIN

Jerih payahmu tidak sia-sia 

1 Korintus 15:58  
...Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia. 

Untuk apa manusia berjerih payah? Apakah semata-mata untuk hidup di dunia ini? Bila demikian, maka sia-sialah manusia berjerih payah karena manusia akan kembali kepada debu, seperti yang telah difirmankan Tuhan: "dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil, sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu" (Kejadian 3:19).

Banyak orang akhirnya bunuh diri karena gagal mengetahui jawaban dari pertanyaan ini. Sehingga tatkala jerih payah mereka di dunia ini gagal, maka mereka ingin mengakhiri hidupnya. Dari data WHO tahun 2005-2007, sedikit­nya 50 ribu orang Indonesia melakukan bunuh diri. Persentasenya terus meningkat hingga tahun 2011. Jepang yang dijuluki bangsa bunuh diri lebih dari 30 ribu penduduk­nya bunuh diri setiap tahun. Di Li­thua­nia 45 orang dari tiap 100 ribu penduduk bunuh diri. Menurut harian Sinar Harapan 10% orang bunuh diri dengan alasan tidak jelas, 25% karena menderita ketidakstabilan mental dan 40% karena mengikuti ego atau emosi.

Bila manusia berjerih payah dan hidup bagi kemuliaan dunia ini maka ketika ia gagal di dunia ini, jerih payahnya sebelumnya akan sia-sia. Selain itu bila manusia berjerih payah dan hidup bagi kemuliaan dunia ini, maka jerih payah manusia itu sangat terbatas gunanya sebab ketika ia kembali jadi debu maka jerih payah itupun turut lenyap.

Karena itu saudara, Seharusnya SAUDARA berjerih payah dan hidup bagi Tuhan. Dengan begitu maka meski saudara gagal namun jerih payah dan airmata saudara selama di dunia tak sia-sia, sebab upah saudara ada di surga. Seluruh perjalanan hidup saudara juga tak akan dapat dihentikan oleh apapun baik itu oleh kegagalan, penderitaan ataupun kematian. Sebab sekalipun saudara telah tertidur dalam debu namun akan bangun untuk mendapat bagian dalam kerajaan-Nya dan hidup kekal, seperti yang dikatakan Firman Tuhan ini: "Tetapi engkau, pergilah sampai tiba akhir zaman, dan engkau akan beristirahat, dan akan bangkit untuk mendapat bagianmu pada kesudahan zaman" (Daniel 12:13).

Oleh Yesaya Edy S
Dimuat dalam Tuntunan Hidup Berkemenangan Edisi September 2011

Kamis, 02 Agustus 2012

FIGHT TO THE END

BERJUANG SAMPAI AKHIR 

2Samuel 23:9-12 
...padahal orang-orang Israel telah mengundurkan diri. Tetapi ia bangkit dan membunuh demikian banyak orang Filistin sampai tangannya lesu dan tinggal melekat pada pedangnya. TUHAN memberikan pada hari itu kemenangan yang besar. 

Peristiwa ini terjadi pertengahan Maret menjelang musim menuai, dimana tentara  Filistin hendak menduduki Lehi dan merampok bahan makanan orang Israel. Tentara Israel melarikan diri tapi Daud dan 3 ksatria-nya tetap berjuang.  

Inilah 3 ksatria Daud yang tetap berjuang sampai akhir: ksatria ke-1 Isybaal membunuh 800 orang dalam pertempuran tersebut. Ksatria ke-2 Eleazar, meski tentara Israel lari, Eleazar justru BANGKIT dan BERJUANG sendiri sampai tangannya lelah dan pedangnya melekat ditangannya (ayat 10). Membaca ini membuat saya teringat “Gambaru” yaitu falsafah orang Jepang yang artinya berjuang sampai darah penghabisan. Jepang terkenal dengan masyarakatnya yang gigih-bersemangat-serta mampu bangkit kembali dari keterpurukan. Ksatria ke-3 Shammah, tentara Israel juga meninggalkan Shammah sendiri, tetapi Shammah BERDIRI MEMPERTAHANKAN ladang itu SAMPAI AKHIR dari tentara Filistin (ayat 12). Perjuangan Daud bersama 3 ksatria tersebut membuahkan hasil, dimana mereka dapat mempertahankan Lehi dan bahan makanan Israel tidak jatuh pada tentara Filistin.

Namun kemenangan itu bukan karena kekuatan para pahlawan Daud. Dari Tuhanlah kemenangan itu berasal (ayat 10-12: "Tetapi ia bangkit dan membunuh demikian banyak orang Filistin sampai tangannya lesu dan tinggal melekat pada pedangnya. TUHAN memberikan pada hari itu kemenangan yang besar... . maka berdirilah ia di tengah-tengah ladang itu, ia dapat mempertahankannya dan memukul kalah orang Filistin. Demikianlah diberikan TUHAN kemenangan yang besar."). 

Lagipula, saudara ingat bukan bagaimana Tuhan membunuh 185.000 tentara Asyur sementara tentara Israel sedang tak berdaya (2 Raja-Raja 19:35)? Jadi tanpa pahlawan-pun Tuhan sanggup mengalahkan dan menang atas musuh-Nya. Namun Tuhan ingin memberi kemenangan-Nya pada saudara dan ingin mengangkat saudara, itulah tujuan Tuhan. Syaratnya: saudara harus bersedia BANGKIT, BERTAHAN dan BERJUANG SAMPAI AKHIR. Kalau saudara lari, tentu Tuhan tak dapat memberikan kemenangan itu.

Jadilah ksatria saudaraku, Rise up-stand up and fight to the end, you won’t be sorry; you’ll be saved. Bangkitlah, bertahanlah dan berjuanglah sampai akhir, saudara takkan menyesal karena saudara akan diselamatkan. 

Oleh Yesaya Edy S
Dimuat dalam Tuntunan Hidup Berkemenangan Edisi September 2011

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More